Metode Pengumpulan Biaya Produksi. Menurut Mursyidi (2008) dalam suatu proses produksi terdapat elemen biaya, yaitu biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Biaya-biaya ini perlu dikumpulkan \menjadi satu sebagian biaya produksi.
Pengumpulan biaya (cost accumulation) produksi tersebut bergantung pada cara produksi :
a. Perusahaan yang memproduksi suatu produk berdasarkan pesnan (order) akan melaksanakan kegiatannya setelah pesanan diterima, misalnya perusahaan percetakan, furniture, dan galangan kapal.
b. Ada pula perusahaan yang memproduksi produknya berdasarkan produk massa; melakukan pengolahan produknya secara kontinyu/terus menerus dalam rangka memenuhi permintaan pasar atau persedian digudang.
c. Dalam suatu perusahaan industri terkadang menggunakan kedua cara tersebut untuk menghasilkan produknya.
d. Perusahaan yang memiliki jarak waktu yang relative pendek (hanya saat) antara pembelian bahan baku, proses produksi dan penjualan yang dihasilkannya sehingga memungkinkan tidak materilnya persedian bahan, barang dalam proses, dan barang jadi pada akhir periode yang sering disebut just in time, maka pengumpulan biaya produksi dapat dilakukan dengan pendekatan yang dinamakan backflush costing/backflus accounting.
e. Ada perusahaan yang memiliki teknologi tinggi, dimana biaya tenaga kerja langsung relative kecil karena sebagian besar kegiatan manusia menjalankan dengan mesin atau robot, maka kalkulasi biaya poduksi dapat menggunakan pendekatan modern, yaitu activity base costing (ABC).
Menurut Mulyadi (2005) secara garis besar, metode pengumpulan biaya produksi produk dapat menjadi dua macam:
a. Perusahaan yang berprodusi berdasar pesanan, pengumpulan kos produsinya dengan menggunakan metode kos pesanan (job order cost method).
b. Perusahaan yang berproduksi massa, pengumpulan kos produksinya dengan menggunakan metode kos proses (process cost method).
Pengumpulan biaya (cost accumulation) produksi tersebut bergantung pada cara produksi :
a. Perusahaan yang memproduksi suatu produk berdasarkan pesnan (order) akan melaksanakan kegiatannya setelah pesanan diterima, misalnya perusahaan percetakan, furniture, dan galangan kapal.
b. Ada pula perusahaan yang memproduksi produknya berdasarkan produk massa; melakukan pengolahan produknya secara kontinyu/terus menerus dalam rangka memenuhi permintaan pasar atau persedian digudang.
d. Perusahaan yang memiliki jarak waktu yang relative pendek (hanya saat) antara pembelian bahan baku, proses produksi dan penjualan yang dihasilkannya sehingga memungkinkan tidak materilnya persedian bahan, barang dalam proses, dan barang jadi pada akhir periode yang sering disebut just in time, maka pengumpulan biaya produksi dapat dilakukan dengan pendekatan yang dinamakan backflush costing/backflus accounting.
e. Ada perusahaan yang memiliki teknologi tinggi, dimana biaya tenaga kerja langsung relative kecil karena sebagian besar kegiatan manusia menjalankan dengan mesin atau robot, maka kalkulasi biaya poduksi dapat menggunakan pendekatan modern, yaitu activity base costing (ABC).
Menurut Mulyadi (2005) secara garis besar, metode pengumpulan biaya produksi produk dapat menjadi dua macam:
a. Perusahaan yang berprodusi berdasar pesanan, pengumpulan kos produsinya dengan menggunakan metode kos pesanan (job order cost method).
b. Perusahaan yang berproduksi massa, pengumpulan kos produksinya dengan menggunakan metode kos proses (process cost method).
Referensi Artikel
Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya: Conventionl Costing, JustIn Time, dan Activity-Based Costing. Bandung : PT. Refika Aditama
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta : UPP STIM YPKN
Post a Comment