Pengertian Filsafat. Dalam bahasa Indonesia dikenal dua istilah dengan penyebutan berbeda, namun digunakan untuk arti yang sama, yaitu filsafat dan falsafah. Sebenarnya istilah filsafat memang diserap dalam bahasa Indonesia dari bahasa arab, yaitu dari kata falsafah. Itulah sebabnya kedua kata tersebut sering digunakan misalnya dalam pernyataan : filsafat ilmu, hokum, falsafah hidup. Falsafah ilmu pengetahuan dan beberapa penggunaan lainnya. Dengan demikian, penggunaan kata filsafat hendaknya dipahami sama dengan falsafah.
Istilah falsafah dalam bahasa arab, sebenarnya merupakan serapan dari bahasa yunani, yaitu Philosophia. Philo berarti cinta dan Sophia berarti kebenaran atau hikmah. Dengan demikian, philosophia mengandung arti cinta kebenaran atau cinta akan hikma.
Orang yang ahli dalam bidang filsafat disebut filsuf. Terkadang juga dengan istilah filosof. Dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah philosopher, sedang dalam bahasa arab dikenal dengan istilah failasuf.
Yang dikemukakan diatas adalah arti harfiah dari falsafah atau filsafat. Tapai bagaimanakah sesungguhnya pengertian filsafat? Untuk itu terdapat sejumlah pengertian menurut beberapa ahli.
Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli.
1. Plato, filsuf yunani yang termasyur sebagai murid Socrates dan guru Aristoteles, yang hidup anata 427-347 sebelum masehi, berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang yang ada. Bagi Plato filsafat berkenaan dengan upaya penemuan kenyataan atau kebenaran mutlak lewat dialektika.
2. Aristoteles (384-322 sebelum masehi) berpendapat bahwa filsafat itu menyelidiki sebab dan prinsip segala sesuatu. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang didalamnya terkandung ilmu – ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. Dalam hal ini Aristoteles memandang bahwa filsafat adalah totalitas pengetahuan manusia.
3. Alfabi (wafat 950 M), filsuf muslim besar sebelum Ibnu sina berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu tentang sesuatu yang maujud (mengada) sebagaimana ia secara hakiki sebagai wujud.
4. Rene Descartes (1596-1650) yang dikenal sebagai tokoh filsafat rasionalisme dalam filsafat barat modern, berpandangan bahwa filsafat merupakan perbentangan atau penyingkapan kebenaran terakhir. Titik tolaknya ialah mendesak keraguan sampai ke batasnya, sehingga tersingkaplah batas itu, yakni kepastian tentang eksistensi sendiri.
5. Immanuel Kant (1724-1804 M) yang sering disebut dengan raksasa berfikir barat, mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup didalamnya empat persoalan, yaitu (1) Metafisika yang membahas mengenai apakah yang dapat diketahui, (2) Etika yang membahas apa yang boleh kita kerjakan, (3) Agama, yang membahas sampai dimana pengharapan manusia, dan (4) Anthropologi yang membahas apa dan siapa manusia itu sesungguhnya.
6. Harold H. Titus, yang menulis buku Living Issue In Philosophy (Persoalan-persoalan pokok filsafat) Mengatakan bahwa Philosophy is the attempt to give a reasoned conception of the universe and of man’s place in it. Filsafat ialah usaha mencari sesuatu konsep rasional tentang alam semesta serta kedudukan manusia di dalamnya.
7. J.A. Leighton sebagai filsuf barat modern, mengatakan bahwa : a complete philosophy includes a world-view, or doctrine of values, meaning and purpose of human life. Suatu filsafat yang lengkap mencakup suatu pandangan dunia, atau konsep rasional tentang keseluruhan kosmos, dan suatu pandangan hidup atau doktrin nilai-nilai, makna-makna dan tujuan hidup manusia.
8. Fuad Hassan guru besar psikologi Indonesia, yang mengatakan bahwa filsafat ialah suatu ikhtiar untuk berfikir radikal, dalam arti mulai dari radix (akar) suatu hal yang hendak dimasalahkan, untuk mencapai suatu kesimpulan yang universal
9. Jujun S. Suriasumantri yang menulis beberapa buku mengenai filsafat, diantaranya buku filsafat ilmu, sebuah pengantar popular, mencoba memberikan pengertian tentang filsafat dengan bahasa pengandaian. Suriasumantri mengatakan, seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai orang yang berpijak di muka bumi, sedang tengadah ke bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan galaksi . Atau seorang yang berdiri di puncak tinggi, memandang ke ngarai dan lembah dibawahnya. Dia ingin menyimak kehadirannya dengan kesemestaanya.
Salah satu ciri utama dalam berfikir secara filsafat atau berfilsafat, yaitu bertanya dan terus mempertanyakan dalam upaya mencapai hakikat sesuatu yang dipertanyakan dengan jawaban yang benar. Sebuah pertanyaan melahirkan jawaban yang kembali dipertanyakan, sehingga ada yang beranggapan bahwa berfilsafat adalah mempertanyakan sesuatu tanpa akhir. Sebenarnya tidaklah demikian, sebab tujuan berfilsafat bukanlah bertanya itu sendiri, melainkan dicapainya jawaban berupa hakikat sesuatu yang dipertanyakan, dengan jawan yang benar.
Referensi Artikel
Basalamah, Abdurahman. 2003. Filsafat Manajemen dan Etika Bisnis. Universitas Muslim Indonesia. Makassar
Post a Comment